Mazmur 86; 1 Samuel 15:10-31; Kisah Para Rasul 5:1-11
Selamat hari Selasa.
Dalam istilah Jawa ada ungkapan: "bener lan pener", artinya benar dan tepat. Orang tidak hanya perlu melakukan yang benar namun juga melakukan yang tepat. Itulah prinsip yang mestinya juga ada dalam kehidupan orang beriman ketika menjalankan Firman Tuhan. Tidak hanya tahu apa firman-Nya namun juga mengerti kedalaman kebenaran itu dan melakukan dengan tepat, tak bergeser sedikitpun. Lalu, apakah berarti orang beriman legalis? Tentu tidak. Kebenaran itu tetap harus dilakukan sesuai dengan prinsip kebenaran, dan tidak mengambil keuntungan darinya. Itu yang tidak dilakukan oleh Saul, dan karena itu Tuhan murka kepadanya (1 Sam. 15:10-24). Dan Tuhan menolak Saul. 1 Samuel 15:26 (TB) Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."
Tuhan telah menjadikan Saul sebagai raja namun sayangnya ia lebih takut kepada suara rakyatnya dibanding suara Tuhan. Hal yang sama terjadi kepada Ananias dan Safira; suami istri yang menahan sebagian hasil penjualan tanahnya, dan berbohong mengatakan kepada rasul bahwa itu adalah seluruh hasil penjualan (Kis. 5:1-11), maka matilah mereka berdua. Hal yang sama juga terjadi kepada Saul. Bukankah kitap sudah menerima kebaikan Tuhan? Karya kasih-Nya nyata dalam hidup kita. Karena itu kita diajak untuk berdoa seperti pemazmur: Mazmur 86:11-13 (TB) Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu. Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya;
sebab kasih setia-Mu besar atas aku, dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang mati yang paling bawah.
Tidakkah kita setia kepada Tuhan dalam hidup?
Doa:
Gereja yang peduli dan menyatu dengan masyarakat.
