GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

TEKUN PERCAYA KEPADA TUHAN

Terpublikasi Tue, 11 Jul 2017   

oleh:

Yes. 44: 9-17; Ibr. 6: 13-20

Yesaya dengan tegas menyebut penyembahan berhala sebagai suatu kesia-siaan; Yesaya 44:9 (TB)  Orang-orang yang membentuk patung, semuanya adalah kesia-siaan, dan barang-barang kesayangan mereka itu tidaklah memberi faedah. Penyembah-penyembah patung itu tidaklah melihat dan tidaklah mengetahui apa-apa; oleh karena itu mereka akan mendapat malu. Bahkan ia menguraikan bagaimana orang membuat ilah-ilah dengan  besi dan kayu. Mereka membuat sedemikian rupa sehingga mereka memohon kepada buatan tangannya sendiri; Yesaya 44:17 (TB)  Dan sisa kayu itu dikerjakannya menjadi allah, menjadi patung sembahannya; ia sujud kepadanya, ia menyembah dan berdoa kepadanya, katanya: "Tolonglah aku, sebab engkaulah allahku! "Patutkah itu dilakukan oleh umat Allah? Bukankah Tuhan Allah tak dibangun dan dibenuk oleh siapapun juga, Dia adalah Allah yang mahakuasa? 

Karena itu penulis kitab Ibrani mengatakan: Ibrani 6:13-15 (TB)  Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Abraham menanti dengan tekun karena ia tahu, yang berjanji adalah Allah semesta alam yang kuasa-Nya paling tinggi. Jadi, tidakkah kita meneladan kepada Abraham - yang menanti dengan tekun segala kasih dan pertolongan Tuhan - hai orang yang mengaku diri sebagai orang percaya? Ataukah kita merasa lelah menanti dan berusaha mencari pertolongan dari illah-illah buatan manusia; illah-illah masa kini?