Kel. 15: 22-27; Ibr. 3: 1-6
Manusia dengan mudah menjadi orang yang marah ketika apa yang diinginkannya tidak terpenuhi. Demikian juga umat Israel. Mereka haus dalam perjalanan di gurun. Ketika mereka sampai di Masa, mereka mendapati airnya pahit. Mereka dengan mudah menjadi marah. Dan di sanalah Tuhan mengingatkan Musa dan umat Israel bahwa; Keluaran 15:26 (TB) firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau." Bukankah hal sama yang terjadi kepada kita? Kurang sabar, mudah marah, mudah sakit hati, mudah untuk tidak percaya kepada Tuhan ketika kehendak Tuhan tidak sesuai dengan kemauan dan keinginan kita. Kita tidak berusaha bersabar atas peristiwa yang terjadi atas kita.
Karena itulah penulis kitab Ibrani mengingatkan supaya kita selalu memandang teladan kesetiaan kita; Ibrani 3:1-2 (TB) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. Kesetiaan Yesus benar-benar menjadi teladan bagi kita yang mau bertekun dan setia sampai akhir; Ibrani 3:5-6 (TB) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Teladanilah Dia dalam hidup kita.