Kejadian 43 : 16-34; Roma 8 : 1-11
Selamat hari Kamis.
"Jangan rindu. Rindu itu berat. Biar aku saja."Perkataan di atas adalah dialog antara Dilan dan Milea dalam film Dilan 1990. Ya. Rindu itu berat. Itulah yang dirasakan oleh Yusuf. Apalagi ketika ia tahu saudara-saudaranya datang ke Mesir untuk membeli gandum, dan ia masih menyembunyikan identitasnya. Ia rindu kepada mereka. Ia rindu kepada ayahnya, Yakub. Ia rindu kepada adiknya dari ibu yang sama, Benyamin. Maka ia merancangkan supaya bisa bertemu dengan saudaranya dan khususnya Benyamin. Kejadian 43:30-31, 34 (TB) Lalu segeralah Yusuf pergi dari situ, sebab hatinya sangat terharu merindukan adiknya itu, dan dicarinyalah tempat untuk menangis; ia masuk ke dalam kamar, lalu menangis di situ. Sesudah itu dibasuhnyalah mukanya dan ia tampil ke luar. Ia menahan hatinya dan berkata: "Hidangkanlah makanan."Lalu disajikan kepada mereka hidangan dari meja Yusuf, tetapi yang diterima Benyamin adalah lima kali lebih banyak dari pada setiap orang yang lain. Lalu minumlah mereka dan bersukaria bersama-sama dengan dia. Yusuf menangis menyatakan kerinduannya, namun juga ia memberikan apa yang lebih kepada Benyamin. Rindu menjadikan prilaku seseorang berbeda.
Apa kerinduan kita sebagai orang beriman? Tentu sebagai orang yang diselamatkan, kita mestilah mempunyai hidup yang baru. Oleh karya kasih Allah kita diselamatkan; Roma 8:1-2 (TB) Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Dan, sebagai orang yang hidup di dalam Roh, maka prilaku kita mestilah mencerminkan manusia yang hidup di dalam Roh. Roma 8:10-11 (TB) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Sudahkah kita hidup di dalam Roh? Apakah kita rindu untuk terus hidup di dalam Roh? Sekalipun berat, kerinduan kita sebagai orang beriman yang sudah diselamatkan oleh karya Kasih Allah mestilah kita lakukan untuk menunjukkan bukti: kita adalah orang yang hidup di dalam Roh.