GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

HUKUM YANG MEMBEBASKAN

Terpublikasi Wed, 30 May 2018   

oleh:

Kel. 31 : 12-18; Kis. 25 : 1-12

Mengapa kita beribadah di hari Minggu? Hari Minggu adalah hari perhentian kita memperingati kebangkitan Tuhan. Pada  awalnya itu merupakan pengganti dari hari Sabat, milik orang Yahudi. Di hari Minggulah kita mengadakan perhentian. Mengapa harus ada hari perhentian? Apa yang kita lakukan di perhentian itu? Keluaran 31:15-17 (TB)  Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati.  Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal. 

Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat."Apa yang kita lakukan di hari Minggu adalah untuk mengadakan perhentian dari segala pekerjaan yang mereka lakukan, dan di saat itulah kita diajak untuk kembali menata hidup yang mengarah kepada Tuhan, dan mengistirahatkan diri kita setelah enam hari kita bekerja dengan segenap hati (inilah sebenarnya alasan kita mestinya bekerja tanpa bermalas-malasan). Hukum Sabat adalah salah satu hukum yang diberikan Tuhan Allah kepada umat Israel supaya mereka hidup taat dan setia. Namun, tak jarang hukum itu dipakai untuk menuntut orang lain. Itulah yang dipakai orang Yahudi di Kaisarea untuk menuduh Paulus supaya mereka bisa menghukum dia; Kisah Para Rasul 25:7-8 (TB)  Sesudah Paulus tiba di situ, semua orang Yahudi yang datang dari Yerusalem berdiri mengelilinginya dan mereka mengemukakan banyak tuduhan berat terhadap dia yang tidak dapat mereka buktikan. Sebaliknya Paulus membela diri, katanya: "Aku sedikit pun tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat orang Yahudi maupun terhadap Bait Allah atau terhadap Kaisar."

Namun tuduhan itu tak berdasar karena tidak terbukti. Bagaimana sikap kita kepada hukum? Untuk mensejahterakan atau untuk menghukum orang? Dengan tegas Tuhan memakai hukum Sabat untuk memberi arah hidup kepada umat milik kepunyaan-Nya, dan mengistirahatkan diri mereka yang telah enam hari bekerja keras. Biarlah kita pun mempunyai sikap yang sama: hukum itu membebaskan, bukan mengekang.