GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Iman dan Perbuatan

Terpublikasi Mon, 08 Jul 2019   

oleh:

Kejadian 41 : 14-36; Yakobus 2 : 14-26

Selamat hari Kamis.

Setelah dijual oleh saudaranya, siapakah Yusuf? Dia bukan siapa-siapa. Dia adalah budak yang sekalipun di rumah Potifar mendapat kepercayaan namun karena fitnah maka ia dimasukkan ke dalam penjara. Ia mengartikan mimpi juru minuman Firaun, dan dia dilupakan namun ketika Firaun bermimpi dan tidak ada yang bisa mengartikan, Yusuf dipanggil atas kesaksian juru minuman itu. Kejadian 41:14-16 (TB)  Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun. Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun."Yusuf jujur mengatakan : semua itu karena Allah yang memberitahukan. Dan oleh penyertaan Allah, Yusuf mampu mengartikan mimpi Firaun dan memberikan jalan keluar. Prilaku kita sehari-hari menunjukkan : kepada siapa kita percaya dan apa yang kita percayai. Yusuf percaya bahwa jalan hidupnya disertai oleh Tuhan yang menyertai dirinya, dan Tuhanlah yang memberikan hikmat mengartikan mimpi. Yakobus mengingatkan kepada jemaat hubungan antara iman dan perbuatan. Yakobus 2:14-17 (TB)  Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?

Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? 
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Iman mestilah nyata dengan perbuatan yang nyata dilihat sebagai buah iman. Tanpa perbuatan, tidaklah ada iman yang mewujud dalam hidup orang beriman. Yakobus 2:22-24, 26 (TB)  Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. 

Jadi, nyatakanlah iman kita kepada Tuhan dalam perbuatan kita setiap hari.

Doa:
Menjadi pelaku-pelaku Firman atas dasar iman kepada Tuhan.