Hab. 3: 13-19; Mat. 21: 28-32
Kedasyatan Tuhan diakui oleh setiap makhluk. Apalagi jika Ia murka. Maka tak satupun yang tahan. Habakuk menulis ratapannya bahwa mereka pun mengalami hangatnya murka Allah. Namun dalam kesadaran akan dosa, dan mereka yang mau bertobat, umat menyatakan: Habakuk 3:17-19 (TB) Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi). Percaya kepada Tuhan tak boleh goyah. Dia menjadi pokok kehidupan umat-Nya. Sumber kehidupan umat. Perumpamaan Tuhan Yesus tentang dua anak yang satu berkata bersedia melakukan perintah bapanya tapi tidak berangkat namun yang bungsu mengatakan tidak mau tapi berangkat, menolong kita memahami : siapa yang ingat kasih Allah kepada manusia? Orang yang kelihatannya dekat dengan Tuhan(yang kelihatan saleh), atau mereka yang dianggap sebagai orang berdosa, namun mau mendengar Firman Tuhan dan bertobat.
Termasuk manakah kita?