Mazmur 30; Kejadian 18:1-8; Lukas 14:12-14
Selamat hari Sabtu.
Keramahtamahan kepada orang yang melakukan perjalanan jauh adalah adat istiadat yang sudah dimiliki orang waktu lampau. Jika melihat kendi di depan rumah atau di jalan, itu menjadi keramahtamahan untuk mereka yang berjalan jauh dan kehausan. Begitu pula yang dilakukan Abraham. Ia menyambut tiga orang yang melewati kemahnya, dan menyediakan makanan dan minuman (Kej. 18:1-8). Kebaikan hati semacam ini tentu tanpa pamrih untuk uang, atau apapun juga. Ini dilakukan dengan ketulusan. Begitu pulalah yang diajarkan Tuhan Yesus. Jangan pamrih. Jik melakukan suatu kebaikan, hendaklah itu karena ketulusan, tanpa pamrih untuk berbalas kepada kita di waktu yang akan datang.(Luk. 14:12). Lukas 14:13-14 (TB) Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar. "Ketulusan hati patutlah dimiliki oleh semua orang. Orang Kristen juga hendaklah memilikinya karena tahu; hidup ini oleh karena anugerah. Maka jika memberi berarti memberi karena bersyukur, bukan supaya dibalaskan di kemudian hari. Karena itu hidup kita hendaklah merupakan lagu kesukaan kita karena pertolongan Tuhan. Mazmur 30:11-12 (TB) (30-12) Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita, (30-13) supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.
Jadilah orang yang selalu bersyukur atas kasih Tuhan dengan melakukan kebaikan tanpa pamrih.
Doa:
Keluarga yang saling mendukung dalam suka dan duka.