Mikha 5 : 2-5; Lukas 1 : 46-55; Ibrani 10 : 5-10; Lukas 1 : 39-55
Selamat Minggu Adven ke-4.
Hari ini adalah hari Minggu Adven ke-4. Artinya penantian hari Natal sudah dekat. Kurang dari satu minggu kita merayakan Natal. Apakah kita sudah siap menyongsong kedatangannya? Tentu pertanyaan ini bukan berkaitan dengan hal fisik; baju, sepatu, pohon natal, drama natal, koor, dll.
Perlu kita renungkan: sudahkah hati dan pikiran kita semakin siap menyambut sang Juruselamat? Apakah sukacita kita meluap karena kedatangan-Nya?
Persiapan untuk menyambut kedatangan Mesias juga dinubuatkan oleh Mikha: Mikha 5:2-4 a (TB) Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel. Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera.
Ya. Sukacita karena apa yang Allah janjikan digenapi di kota mungil Betlehem; yang tak dianggap namun di kota inilah lahir yang membawa damai sejahtera atas Israel.
Perjumpaan Maria dan Elisabet menandaskan bagaimana sukacita besar itu melingkupi Elisabet karena kedatangan Maria; Lukas 1:42-45 (TB) lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."Suatu pernyataan dan peneguhan bahwa benar, bayi yang dikandung Maria adalah yang dijanjikan. Bahkan bayi yang dikandung Elisabet melonjak kegirangan. Oleh itulah puji-pujian Maria bukanlah puji-pujian Maria pribadi. Ini adalah lagu sukacita Israel, bahkan dunia menyambut kedatangan sang Mesias; Lukas 1:46-50 (TB) Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Sukacita dunia atas datangnya sang Juruselamat bukan dimulai ketika sang Juruselamat datang. Hati yang penuh sukacita hendaklah menjadi "palungan" yang kita siapkan untuk menyongsong kedatangan-Nya. Bagaimana hati dan pikiran kita siap menyambut kedatangan-Nya? Sebagaimana Kristus datang ke dunia untuk memberikan diri-Nya dengan melakukan Firman, maka seperti yang Kristus katakan: Ibrani 10:7 (TB) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."Yang dikehendaki bukan korban-korban bakaran dan penghapus dosa namun menjadi orang yang tetap dan terus melakukan Firman Tuhan dalam hidup kita.
Sudahkah itu terus kita lakukan dan perjuangkan?
Kristus sudah berjuang dengan memberikan diri-Nya untuk kita yang kecil dan lemah, mengapa kita tidak?