GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MEMELIHARA BUMI MILIK TUHAN

Terpublikasi Mon, 01 Apr 2019   

oleh:

Imamat 25 : 1-19; Wahyu 19 : 9-10

Selamat hari Selasa.

Eksplorasi kekayaan dan kekuatan alam memang diperlukan dalam hidup ini. Pencarian apa yang bisa kita ambil dari alam, tentulah menjadi bagian dari manusia memanfaatkan bumi. Namun ini menjadi salah ketika eksplorasi ini kemudian menjadi eksploitasi, pemanfaatan secara besar-besaran bahkan memeras habis kekayaan alam. Itulah kesalahan manusia atas bumi ini sehingga bencana bukan sekedar faktor alam, namun karena eksploitasi yang masif maka alam menjadi rusak, dan kerusakan alam berujung pula kepada manusia. Tuhan telah memerintahkan kepada umat Israel bagaimana cara memelihara tanah perjanjian, yaitu dengan adanya tahun Sabat, dan puncaknya adalah tahun Yobel; Imamat 25:9-10 (TB)  Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya. Tahun Yobel sebenarnya tidak hanya tentang menggembalikan unsur hara pada tanah, namun juga memulihkan hubungan antar umat Tuhan karena hak waris kepada tanah dikembalikan kepada yang empunya. Pemulihan kehidupan perlu menjadi perhatian kita, manusia. Manusia yang diberikan akal budi oleh Tuhan patut mengusahakan dunia ini baik adanya, sebagaimana awal penciptaan.
Tidakkah kita menganggap alam kita, bumi kita, lingkungan kita pekarangan kita sebagai tanah pemberian Tuhan yang patut dipelihara dengan baik? Menjadi orang percaya bukan sekedar melakukan ritual keagamaan kita, atau melakukan kehidupan yang benar supaya dunia ini terpelihara dengan baik. Itulah yang dikatakan oleh Yohanes dalam kitab Wahyu: Wahyu 19:9-10 (TB)  Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat." Ya. Kesaksian kita bukan hanya tentang keselamatan kita namun, apa yang kita lakukan dalam hidup ini terhadap bumi.

Doa:
Menjaga dunia menjadi dunia yang baik untuk didiami.