Zakh. 9: 9-12; Mzm. 145: 8-14; Rm. 7: 15-25; Mat. 11: 16-19, 25-30
Setiap bangsa umumnya dan manusia khususnya ingin bebas dan merdeka. Bebas menentukan kehidupannya dan masa depannya. Namun, apa jadinya kalau dalam penguasaan bangsa lain? Itulah Israel di zaman Zakharia. Dan pada saat itulah, janji pembebasab diberikan; Zakharia 9:11-12 (TB) Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjian-Ku dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair. Kembalilah ke kota bentengmu, hai orang tahanan yang penuh harapan! Pada hari ini juga Aku memberitahukan: Aku akan memberi ganti kepadamu dua kali lipat! Dengan apakah kelepasan dari bangsa lain? Ayat 9 dan 10 menyatakan: keselamatan yang berasal dari Allah bukan dengan pedang namun justru dari kedatangan Mesias yang lemah lembut, adil dan mengendarai keledai.
Keselamatan yang dipertanyakan, bahkan ditolak oleh Israel karena menurut mereka Mesias yang menyelamatkan mereka haruslah Mesias yang gagah perkasa, menyandang pedang dan naik kuda yang gagah. Dan itulah yang terjadi ketika keselamatan dari Allah dinyatakan, mereka justru mengatakan:"Dalibkan Dia...Salibkan Dia." Yesus telah dinyatakan sebagai Juruselamat bagi dunia namun sayang ditolak. Bukankah kita juga masih demikian? Kita menolak cara Allah berkarya dalam hidup kita. Kita menganggap Allah bekerja dengan cara yang harus sesuai dengan cara dan pandangan kita. Padahal Allah mahakuasa dan punya cara-Nya sendiri. Karena dosa, maka inilah yang terjadi: Roma 7:19-20 (TB) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.
Karena dosa, kita menjadi orang yang menuruti nafsu kita sendiri, seperti diumpamakan Tuhan Yesus dalam Mat. 11 : 16-19. Namun dengan segera Paulus mengingat: Roma 7:24-25 (TB) Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (7-26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. Karya kasih Allah dalam Kristuslah yang menjadikan kita ingat dan melakukan yang berkenan kepada Tuhan; Matius 11:27 (TB) Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Karya kasih Allah bukan dipahami dan dihayati dengan pemikiran manusiawi kita yang masih saja mengutamakan ke-aku-an. Justru kita diajak untuk belajar memahami, mengerti dan mengikuti cara kerja Allah di sepanjang hidup kita, dan tidak bersandar kepada pengertian kita sendiri.
Jalanilah itu dalam hidup kita setiap hari.