Kel. 13: 17-22; Kis. 7: 17-40
Pernahkah saudara berpikir: seperti apa penyertaan Tuhan dalam hidup kita? Banyak orang berpikir: kalau Tuhan menyertai maka semua akan baik, indah dan mulus selalu. Gambaran bahwa penyertaan itu berarti tanpa hambatan banyak mewarnai anggapan manusia tentang "penyertaan Tuhan". Lalu, apakah kepemimpinan Musa kepada umat Israel yang alot, suka bersungut bahkan pada awalnya dan dalam perjalanannya ditolak, dan bahkan berkali dimarahi oleh umat Israel dianggap bukan sebagai penyertaan Tuhan? Perjalanan umat Israel tidaklah mudah. Melewati padang gurun selama empatpuluh tahun bukanlah masa-masa yang mudah, namun disitu ditunjukkan kasih dan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya; Keluaran 13:21-22 (TB) TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu. Tuhan ada dalam setiap langkah umat-Nya, siang dan malam. Dan, apakah kita menyadari kehadiran - Nya dalam hidup kita? Musa telah menjadi alat untuk menuntun umat-Nya dari tanah perbudakan, dan menuju tanah pengharapan, dan dia menyadari perannya itu. Memang sekali dua kali dia merasa jengkel bahkan marah kepada ke-tegartengkukan-umat Israel sampai Tuhan tak izinkan dia masuk tanah perjanjian namun Musa percaya penyertaan Tuhan dengan segala dinamikanya.
Bagaimana dengan kita? Apakah dalam masalah kita percaya Tuhan beserta?
Apakah dalam pergumulan, kita percaya dan mempercayakan hidup kita?
Apakah dalam sakit penyakit yang kita alami, kita tetap menaruh pengharapan kepada-Nya?
Ingatlah: penyertaan Tuhan tak berarti jalan yang mulus dan halus; dalam segala peristiwa, Tuhan menjaga.