Kel. 19: 16-25; Mark 9: 2-8
Tuhan demikian dasyat. Itulah yang mestinya menjadi pengakuan setiap orang. Di kaki gunung Sinai, ketika umat sudah menguduskan diri, Tuhan Allah menyatakan diri-Nya; Keluaran 19:16-19 (TB) Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Kedasyatan Tuhan demikian menggetarkan umat Israel, dan atas itu semua, Musa menyatakan bahwa tentulah mereka tak akan berani melewati batas yang sudah ditetapkan.
Sikap takut dan gentar inilah yang mengingatkan kita tentang kemahakuasaan Allah dalam hidup ini. Namun tentu ketakutan ini bukan karena kita akan begini atau begitu; ketakutan kita mestinya muncul karena kit tahu dan percaya bahwa Allah yang dasyat telah mengasihi kita dengan segala kebaikan-Nya kepada kita. Peristiwa Transfigurasi Yesus di atas gunung memukau murid-murid karena mereka melihat Yesus diantara Musa dan Elia; simbol kepemimpinan Israel di masa lalu. Karena itu, Markus 9:5 (TB) Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."Betapa menyenangkan menyaksikan kedasyatan ini. Ketiga tokoh yang mengagumkan. Permintaan Petrus adalah : tinggal di sini, dan kalian adalah bukti. Namun bukan itu kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan adalah Markus 9:7 (TB) Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Ya. Mendengarkan Yesus. Percaya kepada Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Iman kita jangan dibangun karena kekaguman atau keterpukauan semata, semua itu harus dibangun dengan menjadikan kita percaya dengan segenap hati karena benar, Dia adalah Mesias.