1 Samuel 2 : 21 - 25; Matius 25 : 1 - 13
Mendapat peringatan itu seperti menelan sebuah pil pahit. Itulah ungkapan yang pas jika kita diingatkan. Bahkan tidak jarang diingatkan berarti juga menjadi malu. Di tengah berkat bagi Hana, dan pertumbuhan Samuel sebagai seorang abdi di Bait Allah, Eli yang sudah tua menanggung beban berat atas kelakuan anak-anaknya, Hofni dan Pinehas. Dalam keterbatasannya, Samuel mengingatkan mereka; 1 Samuel 2 : 22 - 25 (TB) Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan, berkatalah ia kepada mereka: "Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu?
Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran. Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap TUHAN, siapakah yang menjadi perantara baginya?" Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka. Namun sayangnya peringatan Eli tidaklah mereka dengar. Mereka tetap melakukan yang jahat, bahkan di kemah Allah.
Tuhan selalu memberi peringatan kepada umat-Nya. Memang tidak menyenangkan namun demi menyelamatkan mereka, Tuhan mengingatkan. Perumpamaan tentang lima gadis yang bijaksana dan lima gadis yang bodoh mengingatkan supaya kiya berjaga-jaga selalu. Ada saatnya Tuhan datang. Di saat seperti itu: sudahkah kita tetap beriman teguh? Matius 25 : 13 (TB) Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."