Yes. 42: 1-9; Mzm. 36: 5-11; Ibr. 9: 11-15; Yoh. 12: 1-11
Selamat hari Senin.
Memasuki Yerusalem dengan gegap gempita, disambut oleh orang-orang yang menyatakan ke-Mesias-an-Nya tidak menjadikan Yesus gagal fokus dengan tugas pengutusan-Nya di bumi. Ia tetap menyadari bahwa waktunya sudah dekat sekaligus Allah Bapa adalah sumber kekuatan-Nya; Yesaya 42:3-4 (TB) Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya. Seperti pemazmur, Yesus percaya bahwa dalam penderitaan-Nya, Allah selalu bersama dengan Dia; Mazmur 36:7 (TB) (36-8) Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. Yesus datang karena diutus Bapa untuk menyelamatkan dunia dari hukuman dosa. Dia berkarya sebagai perantara antara Allah dan manusia; Ibrani 9:15 (TB) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Belum ada seorang pun yang menyadari bahwa karya Yesus di dunia adalah karya Agung yang Allah selenggarakan untuk menyelamatkan dunia, sampai Maria mematahkan leher botol minyak narwastu yang mahal harganya dan meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Yudas menyindir bahwa minyak itu bisa dipakai untuk orang miskin. Namun Yesus berkata: Yohanes 12:7-8 (TB) Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."Bukannya Yesus tidak peduli kepada orang miskin namun apa yang dilakukan Maria adalah untuk menyambut karya Agung Allah dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Sudahkah kita siap menyambut karya Agung itu?