Ul. 1 : 1-18; Kis. 12 : 20-25
Timbangan adalah lambag yang dipakai oleh lembaga pengadilan. Atau lebih tepatnya seorang dewi dengan ditutup matanya yang memegang sebuah timbangan. Lambang ini menunjukkan bahwa pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan di lembaga peradilan tidaklah boleh dengan memandang apa yang ada pada orang yang berperkara; entah kedekatan, kekayaan, pangkat atau jabatan. Berlaku adil. Itulah juga yang Musa tegaskan kepada para hakim yang diangkat untuk menyelesaikan perkara umat Israel. Pernyataan itu diulang ketika mereka berada di gerbang tanah Kanaan. Ulangan 1:15-17 (TB) Kemudian aku mengambil kepala-kepala sukumu, yakni orang-orang yang bijaksana dan berpengalaman, lalu aku mengangkat mereka menjadi pemimpin atas kamu, yakni sebagai kepala pasukan seribu, kepala pasukan seratus, kepala pasukan lima puluh dan kepala pasukan sepuluh dan sebagai pengatur pasukan bagi suku-sukumu. Dan pada waktu itu aku memerintahkan kepada para hakimmu, demikian: Berilah perhatian kepada perkara-perkara di antara saudara-saudaramu dan berilah keputusan yang adil di dalam perkara-perkara antara seseorang dengan saudaranya atau dengan orang asing yang ada padanya.
Dalam mengadili jangan pandang bulu. Baik perkara orang kecil maupun perkara orang besar harus kamu dengarkan. Jangan gentar terhadap siapa pun, sebab pengadilan adalah kepunyaan Allah. Tetapi perkara yang terlalu sukar bagimu, harus kamu hadapkan kepadaku, supaya aku mendengarnya.
Sejarah pengangkatan hakim-hakim dan sejarah bangsa perlu untuk diingat dan disampaikan kepada generasi berikutnya supaya mereka paham siapakah diri mereka sehingga mereka sampai pada titik "hari ini", dan bagaimana mereka melanjutkan perjuangan sebagai sebuah bangsa. Berlaku adil tidaklah mudah. Orang Kriaten mula-mula mengalaminya. Pembunuhan Yakobus yang menyenangkan hati orang Yahudi menjadikan Herodes mau menjadi populer dan tidak bertindak adil. Perlakuan seperti itu tidak terkecuali Petrus. Ia ditangkap oleh Herodes dan dipenjarakan namun oleh kuasa Tuhan maka ia bebas dari tahanan. Herodes menjadi marah. Orang Tirus dan Sidon membujuk supaya Herodes tidak marah karena mereka tergantung kepada bahan makanan dari Herodes. Dan ketika Herodes merasa tersanjung, ia memegahkan dirinya; Kisah Para Rasul 12:21-23 (TB) Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka.
Dan rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara manusia!"Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.
Perlakuan Herodes yang tidak benar menjadikan malapetaka bagi dirinya. Ia bahkan bangga ketika orang menyebut apa yang ia katakan sebagai suara Allah, dan bukan manusia. Namun sekalipun orang Kristen dihambat, kebenaran Injil tidak mampu dihambat. Ada saja yang muncul silih berganti mewartakan Injil itu; Kisah Para Rasul 12:24-25 (TB) Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang.
Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus.
Menjadi orang benar dan mewartakan kebenaran bukanlah tanpa hambatan. Keadilan dan kebenaran patutlah terus kita lakukan dan usahakan dalam hidup kita supaya kebenaran Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus dalam setiap perbuatan kita menjadi semakin nyata.