Persidangan XXVIII Majelis Klasis GKI Klasis Jakarta 1 dilaksanakan pada hari Jumat - Sabtu, tanggal 26-27 Juli 2024 dan mengangkat tema “Semakin Berkomitmen Dalam Melayani”. Tema ini sejatinya ingin mengingatkan jemaat-jemaat di lingkup Klasis Jakarta 1 untuk merefleksikan kembali tentang panggilan pelayanan yang telah dan akan dijalani. Dengan demikian, panggilan tersebut perlu memperhatikan bagaimana komitmen pelayanan. Komitmen pelayanan didasari dalam pemahaman akan perjanjian kekal dengan Tuhan, menjalani hidup kudus dalam kasih anugerah-Nya, memahami bahwa hidup adalah kesempatan untuk memuliakan Tuhan dan menghayati jabatan gerejawi sebagai panggilan Allah.
Ditengah tantangan-tantangan global yang dihadapi seperti perkembangan teknologi digital, sosial, ekonomi, politik, ekologis, moral-etik, spiritualitas sebagai pelayan gereja dipanggil untuk menjadi pemimpin yang inspiratif, memiliki komitmen, karakter dan kompetensi. Sebagai pelayan, melayani secara kolektif dan semangat kolegialitas diharapkan dapat menentukan arah pelayanan dan terjadi transformasi kearah yang lebih baik.
Melalui persidangan XXVIII MK GKI Klasis Jakarta 1 ditemukan nilai Kristiani yang tidak pernah berubah dan yang menjadi kekuatan bagi GKI Klasis Jakarta 1. Nilai yang Nampak melalui hadirnya kemurahan hati dalam pengambilan keputusan yang mau peduli terhadap sesama dimana orientasi untuk meringankan beban sesama anggota baik ditujukan pada pendeta, penatua, anggota jemaat yang menghadapi pergumulan untuk menemukan jalan keluar. Hal ini mengingatkan kita pada surat Paulus kepada jemaat Galatia. “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Gal. 6:2) Sekalipun Majelis Klasis menyadari bahwa selalu hadir risiko besar yang akan muncul, namun semuanya itu tidak menjadi penghalang untuk tetap mau ‘mengulurkan tangannya’. Di sisi lain GKI Klasis Jakarta 1 menyadari bahwa kemurahan hati perlu disertai dengan keberanian untuk tetap konsisten dalam menjalankan setiap keputusan. Meski dalam menjalankannya terkadang dirasa menyesakan, tetapi kiranya dilakukan atas dasar kasih dengan berpegang kepada firman Tuhan.