GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me
GKI Klasis Jakarta I

GKI Kebon Bawang Jakarta

Sejarah singkat

Keberadaan jemaat GKI Kebonbawang berawal dari adanya kebutuhan pelayanan kepada para pelaut yang terdiri dari suku-suku Ambon, Timor, Toraja, dan lain-lain.  Mereka bermukim di daerah Tanjung Priok pada awal 1962, ketika mereka membentuk kelompok kebaktian di daerah yang kini menjadi jalan by pass (bebas hambatan). Sehubungan dengan pembuatan jalan tersebut, pemerintah mengganti tempat tersebut dengan sebuah kapling sebagai tempat kebaktian di daerah Kramat Tunggak, meskipun dalam kenyataannya sulit dijangkau oleh para pengunjung yang bertempat tinggal di daerah Warakas, Kampung Bahari dan stasiun kereta api Priok. Syukurlah, pada tanggal 5 Februari 1962 ada 3 keluarga yang berkumpul untuk membentuk Panitia Darurat, dan melalui Sdr. Jeremias Tanaem, mereka menghubungi beberapa jemaat termasuk jemaat GKI Kwitang, untuk meminta kesediaan mereka membantu pelayanan rohani, bahkan sekiranya mungkin bergabung dengan kelompok-kelompok jemaat tersebut.  Ternyata jemaat GKI Kwitang bersedia melayani dan menjadikannya sebagai cabang (istilah lama untuk pos kebaktian).  Hal ini terungkap pada pertemuan Panitia Darurat dengan Majelis Jemaat GKI Kwitang pada tanggal 10 Maret dan 20 April 1962.

Pada tanggal 20 Mei 1962, pukul 17.00, pertemuan di atas segera ditindaklanjuti dengan pengadaan sebuah kebaktian, sekaligus peresmian GKI cabang Kwitang yang bertempat di rumah Sdr. Jeremias Tanaem, kampung Bahari Gg. V/9, tanjung Priok, Jakarta Utara.  Selanjutnya, kebaktian setiap hari Minggu diadakan di alamat tersebut dan dihadiri oleh sekitar 40 orang.  Karena rumah itu tidak dapat lagi menampung para pengunjung, terpaksa mereka meminjam gedung gereja GMIST Mahanaim.  Selama 8 tahun jemaat bertumbuh pesat dan mencapai 100 orang lebih.  Namun demikian, karena mengalami kesulitan untuk tempat kebaktiannya, maka selama 5 tahun berikutnya mereka mengembara dan berpindah-pindah tempat ke Aula Deparla, Gereja Advent Jl. Anggrek, rumah keluarga Parede, gedung gereja GMINDO, kembali ke rumah keluarga Parede dan kemudian ke gedung gereja GPKB.  Pengalaman itulah yang mendorong jemaat untuk membeli tanah seluas 400 m2 di Jl. Swasembada Barat 18/41 pada tanggal 18 Agustus 1976, kendati pada awalnya belum dapat langsung dipakai untuk tempat ibadah.  Baru kemudian, pada tanggal 10 Juni 1984 tempat itu dapat benar-benar dipergunakan sebagai tempat kebaktian setelah mengatasi masalah setempat.

Dalam periode 1971-1980, jumlah anggota jemaat meningkat menjadi 213 orang, namun karena sering berpindah-pindah, jumlah anggota jemaat pun pernah mengalami penyusutan.  Setelah menetap, kehidupan jemaat terasa makin berkembang, baik dari segi jumlah, maupun dari segi pelayanan.  Kenyataan ini mendorong jemaat untuk memikirkan masalah pendewasaannya.  Dengan berlandaskan pada Mazmur 126 : 6 dan Matius 28 : 20, jemaat bersemangat untuk dapat segera mandiri.  Hal ini dibahas dalam Persidangan XXXI Klasis Jakarta dan disetujui, lalu didewasakan pada tanggal 2 Desember 1987 dengan nama GKI Kebonbawang.  Setelah jemaat menanti selama 9 tahun, Tuhan menghadirkan seorang pendeta pada diri Pdt. Anton Manahan Pardosi yang ditahbiskan pada tanggal 21 maret 1996.

Pendewasaan
2 Desember 1987
Jadwal ibadah
Umum08.30
Anak08.30
Remaja18.00
Pemuda18.00 
Dewasa16.30 (Selasa)
Keluarga19.00 (Kamis)
KUL16.00 (Jumat)

 

Kontak
Statistik Anggota Jemaat
SidiBaptisan
PriaWanitaPriaWanita
183148
Total anggota jemaat 331
Pendeta Jemaat
  • Pdt. Em. Drs. Anton M. Pardosi
Bakal jemaat